Kisah Pengemis Tua
Seorang pengemis tua hampir mati tak ada yang peduli, lahir dan mati sama-sama sendiri, ia pasrah, ia sumarah, tak lagi minta-minta, tak lagi mohon-mohon.
Rute Perjalanan
"Mungkin memang ada sebuah jarak yang membelah ingatan. Barangkali hanya ingatan saja; ruang-ruang yang menciptakan jurang antara sebuah awal dan ketika."
Kereta Pukul 9 Malam
Ia memilih mendengar gambang dari stasiun tua serta melihat sisa-sisa jarak yang ingin ia putus. Ia tak ingin melewatkan waktu. Tak ingin melewatkan…… mungkin…. semua yang ia lihat
Malam Itu, Kota Ini Kembali Lagi seperti di Masa Lalu…
Aku tidak ingin mengingat apa pun tentang stasiun ini, tentang kota ini. Semakin aku menghirup udara di kota ini, ingatan itu semakin berdatangan.
Es Kopi Susu Gula Aren Senandika
“Almost Blue” milik Chet Baker diputar. Alunan trompet membuat jiwanya goyah. Semua kesedihan yang selama ini ia pendam keluar satu persatu, berbarengan dengan suara trompet Chet Baker yang menyayat.
Di Dalam Hatinya, Sebuah Lagu Tak Sengaja Berputar
Sambungan Nasi Goreng Instan dan Makaroni Panggang.
“Aku sangat mencintaimu, tapi ini juga sangat menyakitkan.” Kata-kata itu terus terbaca jelas di kepala Nehan. “Jika kamu...
Nasi Goreng Instan dan Makaroni Panggang
Saat panggilan masuk ke ponselnya, Nehan sedang memasak saus untuk makaroni panggangnya. Saus adalah kunci. Di situlah keenakan makaroni panggang dinilai.
Syair 3: Syahrazad
"Syair ini digubah dari dongeng Parsi / Dari Seribu Satu Malam yang melegenda / Kisah tentang putri pemberani, / Syahrazad, putri Wazir Samarkan"
Mbah Banyubiru
Matanya mungkin sudah agak lemah, tapi Mbah Banyubiru bisa menunjuk dengan pasti arah Gunung Telomoyo.
Syair 1: Kasunyatan
"Kekasih jiwa hilang sudah. Membawa derai-derai kasunyatan. Hamba reka syair dan kasidah. Hibur diri yang sedang renta. "